Ramalan Suku Maya di Mata Ilmuwan

Di alam semesta ini, kelahiran dan kematian adalah sebuah misteri. Pernahkah anda bertanya, dari manakah fajar berawal? Kapankah dunia berakhir? Rahasia ini menjadi perdebatan besar di sepanjang zaman. Berbagai skenario versi kepercayaan masing-masing mewarnai perjalanan sejarah. Bukan hanya kaum rohaniwan, para ilmuwan pun tertantang. Manusia terus mencari tahu, kira-kira fenomena apa yang dapat menjadi penyebab kiamat? Apakah virus? Global warming? Atau komet dan asteroid? Tak ayal lagi, topik menarik ini pun menjadi ladang penghasilan para produser di dunia Film.
Dunia baru-baru ini dihebohkan dengan fenomena seputar ramalan suku maya bahwa dunia akan kiamat tepat pada tanggal 21 desember 2012. Pada hari tersebut, menurut khalayak yang mempercayai ramalan ini, akan terjadi fenomena astronomis yang tak biasa, sebuah planet X akan melintas di tata surya , sehingga mengakibatkan gangguan geomagnetic yang mengancam bumi. Tentu saja bagi dunia sains, ini tak lebih dari sekedar teori konyol semata.
Tak Pernah Prediksi hari Kiamat
Sebelum kita lanjutkan, sangat penting untuk menggarisbawahi bahwa kalender Amerika tengah yang digunakan oleh beberapa suku, termasuk suku maya ini tak pernah memprediksi hari kiamat. Semua yang anda lihat pada Film 2012 hanyalah imajinasi fiksi ilmiah semata.
Ada baiknya kita mengenal peradaban kuno ini lebih dekat. Peradaban maya lahir pada tahun 250-900 Masehi, berlokasi di Meksiko, Guatemala, El Savador dan Honduras. Para arkeolog mempelajari kebudayaan yang spektakuler ini sebenarnya sanggup menerjemahkan sebagian besar kalender mereka. Namun, tetap saja ada misteri yang tersisa. Masih ada kalender yang mengundang kontroversi. Apa masalahnya?
Pada umumnya, kalender suku maya hanya berdurasi 52 tahun, sesuai dengan rata-rata perkiraan umur seorang manusia. Kalender ini merupakan kalender lingkaran yang digunakan satu generasi. Namun, bagaimana bila mereka ingin menghitung durasi waktu yang lebih panjang?
Karena itulah, untuk mendokumentasikan masa lalu dan masa depan suku maya menggunakan kalender Long Count. Dimanakah letak kontroversinya?
Hanya Sebuah Kebetulan Numerik
Suku yang eksotik ini menggunakan kecerdasan yang luar biasa, bermula dari kalender yang pendek, mereka merancang kalender long count yang lebih panjang. Kalender ini merupakan kalender yang dapat diprediksi secara numerik, bukan kalender yang berbasis pengukuran waktu yang kuno.
Sebagai konsekuensi dari nilai numerik long count, banyak para peneliti maya setuju bahwa kalender tersebut akan “habis” setelah 5.126 tahun (setidaknya dalam siklus pertama ). Kalender maya di dimulai dari tahun 3114 sebelum masehi. Dari sinilah di dapatkan bahwa kalender akan berakhir pada tanggal 21 desember 2012. Menurut anda, dengan berakhirnya angka di kalender, apakah itu berarti dunia juga akan berakhir?
Mengapa Bukan 12 Desember 2012?
>>Korelasi Kalender
Masalah besar dalam mempelajari kalender kuno muncul ketika kita mencoba menghubungkan waktu mereka dengan kalender modern kita. Para arkeolog juga perlu memperhatikan event besar di suku Maya seperti perang atau upacara keagamaan. Semua itu perlu diterjemahkan ke dalam tahun bulan dan hari.
Untuk melakukannya, para peneliti suku Maya menggunakan faktor korelasi yang di yakini paling tepat, yakni konstanta GMT. Istilah GMT ini diperoleh dari nama belakang dari arkeolog : Joseph Goodman, Juan Martinez-Hernandez dan J. Eric S. Thompson.
Suku maya memiliki para astronom cerdas yang menyimpan setiap catatan pergerakan benda langit dengan hati-hati. Mereka mendokumentasikan fase bulan, gerhana dan bahkan melacak jejak pergerakan venus. Faktanya, siklus venus merupakan unsur terpenting dalam kalender maya. Mereka merekam setiap fenomena astronomis tersebut dengan akurat.
>>Venus Atau Meteor?
Walaupun GMT menggunakan beberpa sumber daya astronomis dan arkeologis dan histories sebagai bukti korelasi kalender long count dengan kalender modern, Aldana menolak kekuratan bukti astronomis yang di interpretasikan dari artefak dan tulisan maya kuno.
Salah satu kunci yang dideskripsikan Aldana adalah perdebatan sengit antar versi penanggalan yang ditentukan oleh kepala suku Dos pilas, yang berlokasi di Guatemala. Kepala suku Balaj Chan K’awiil memilih tanggal ini berdasarkan kehadiran Chak Ek di langit. Menurut Johan Normak , peneliti dari Stockholm University, Chak Elk ini dipercaya sebagia planet Venus. Namuun menurut versi Aldana, Chak Elk diyakini sebagai meteor.
Dalam hal ini, korelasi dua kalender ini menjadi tidak cocok. Jika ada sebuah peristiwa yang diasumsikan sebagai terbitnya planet venus, namun sebenarnya itu adalah sebuah meteor, kekacauan perhitungan kalender akan terjadi. Selisih penanggalan ini bisa mencapai 60 hari. Wah…wah..
Namun diatas segalanya, jika sains berhasil membuktikan bahwa dunia belum berakhir, semua ini akan berpengaruh buruk pada bisnis bila anda memiliki buku-buku dan fillm tentang kiamat yang harus dijual.
http://news.discovery.com/space/the-2012-mayan-calendar-doomsday-date-might-be-wrong.html