Sejarah TOFI 2008 – APhO –

TOFI ke Mongolia (APhO IX)
Pada hari Sabtu 19 April 2008, Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) akan berangkat untuk berkompetisi dalam Olimpiade Fisika Asia (Asian Physics Olympiad–APhO) IX di Ulaanbaatar, Mongolia yang berlangsung mulai tanggal 20 – 28 April 2008. Kompetisi di negara Jengis Khan ini akan diikuti oleh 18 negara yaitu : Australia, Azerbaijan, Cambodia, China, Hong Kong (China), India, Indonesia, Israel, Lao-PDR, Macau (China), Singapore, Sri Lanka, Chinese Taipei, Tajikistan, Thailand, Turkmenistan, Uzbekistan, Vietnam. Acara pembukaan dan penutupannya akan dilaksanakan di Central Palace of Culture.
Tim yang akan bertanding dalam ajang bergengsi Fisika ini terdiri 17 siswa dan 2 leader yaitu Hendra Kwee, Ph.D dan Dr. Sastra Kusuma Wijaya. Hendra adalah alumni TOFI 1997 yang setelah mendapat gelar doktornya bersedia kembali ke Indonesia untuk melatih TOFI menggantikan Prof. Yohanes Surya Ph.D yang sekarang aktif melatih guru-guru se Indonesia dengan Fisika Gasingnya (Gasing = Gampang Asyik Menyenangkan). Seharusnya salah satu leader tim adalah Dr. Rachmat Widodo Adi, namun sudah terlebih dahulu dipanggil oleh sang Khalik pada tanggal 13 April 2008 akibat serangan jantung. Ke 17 siswa itu dibagi dalam 2 tim yaitu tim A dan tim B. Nama-nama perserta Tim Olimpiade Fisika Indonesia yang akan bertanding adalah sebagai berikut :
Tim A
1. Adam Badra Cahaya: SMAN 1 Jember
2. Made Surya Adhiwirawan: SMAN 1 Denpasar
3. Rudy Handoko Tanin: SMA Sutomo 1 Medan
4. Azzis Adi Suyono: SMAN 1 Cilacap
5. Kevin Winata: SMAK 1 Penabur Jakarta
6. Tyas Kokasih: SMA Taruna Nusantara Magelang
7. Winson : SMAK 1 Penabur Jakarta
8. Panji Achmari: SMAN 3 Bandung
Tim B
1. Nabila Khrisna Dewi: SMAN 1 Kebumen
2. Thomas A. Nugraha Budi: SMAN78 Jakarta
3. M. Ammar Wibisono: SMAN 1 Jogyakarta
4. Akhmad Salafudin: SMAN 1 Pekalongan
5. Achmad Rochi Habibi: MAN Insan Cendekia Serpong
6. Virky Wiradiatma: SMA 2 Pupuk Kaltim
7. Girinda Wardhana: SMA 1 Praya Lombok Tengah
8. Buce Toenlioe: SMAN 1 Kupang Barat
9. Cornelius Gandhi Wona: SMAN 5 Jayapura
Mereka sudah menjalani pembinaan mulai bulan November 2007. Selama pembinaan mereka digembleng untuk dapat memahami konsep melalui latihan soal-soal teori dan soal-soal eksperimen. Sebulan menjelang keberangkatan, mereka diuji dengan soal-soal olimpiade fisika Asia dan Internasional (APhO dan IPhO). Hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh Pembina.
Sebagai tolok ukur sebelum berlaga di medan sesungguhnya, para siswa diuji kemampuannya di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada akhir Maret yang lalu. Sejumlah soal teori dan eksperimen harus mereka selesaikan dalam waktu sesuai ketentuan APhO yaitu 5 jam untuk masing-masing tes. Bobot soal-soal yang diujikan setara dengan soal-soal APhO. Kegiatan ini merupakan medan uji coba terakhir bagi para siswa di luar pembinaan yang dilaksanakan oleh TOFI.
Dari hasil uji coba di jurusan Fisika FMIPA UGM dan data yang diperoleh selama pembinaan, Hendra Kwee, Ph.D mencoba memprediksi bahwa Tim Indonesia akan dapat membawa pulang ke Indonesia 2 medali emas, 4 medali perak dan 2 medali perunggu. Viva Indonesia.Kita doakan sama…………………….
———————————————————————-
Laporan dari APhO IX, Mongolia – Hari ke-1
2008-04-24 11:15:23
Tanggal 19 April tim Indonesia berangkat dari Jakarta tiba di Beijing tanggal 20 April pagi dan akan melanjutkan perjalanan ke Ulaan Batar jam 08.00. Namun karena cuaca buruk perjalanan ditunda hingga pukul 22.30. Tiba di Ulaan Batar jam 02.00 dinihari tanggal 21 April
Ulan Batar adalah kota kecil yang cukup padat, penduduknya sekitar 1 juta jiwa. Sekitar 40 % penduduk Mongolia tinggal di Ulan Batar ini. Dengan penduduk sekitar 2,5 juta dan luas wilayah sekitar 1,5 juta kilometer persegi, Mongolia merupakan suatu daerah yang kurang penduduk.
Ketika mendarat di Ulaan Batar udara dingin menyengat, suhunya sekitar 6 derajat, bagi orang Indonesia sangat dingin. Namun di hotel cukup hangat. Siswa tinggal di Bayangol hotel sedangkan para pimpinan tim dan observer di Puma Imperial Hotel. Prof. Yohanes Surya sebagai presiden APhO diberi hotel yang sangat baik tepat diseberang gedung Presiden/gedung Parlemen yaitu Tuushin Hotel.
Tanggal 21 April pagi ini upacara pembukaan. Prof. Yohanes Surya akan memberikan speech. Berikut ini adalah petikan dari speech beliau:
Opening Speech at 9th APhO
Ladies and gentlemen, distinguished guests, fellow team leaders and students,
I am very proud to be here amongst all of you, particularly fellow Asians participating in this 9th Asian Physics Olympiad in Ulaanbataar, Mongolia.
My heartiest congratulations to Mongolia, who has graciously accepted the formidable task of hosting our 9th APhO and succeeded in having 18 countries and 150 students participate this year.
In this moment I would like to share with you some bad news. Last july we lost Prof. Gorzkowski one of the founder of the APhO. And just last week we lost DR Rachmat Widodo Adi, who was supposed to lead the Indonesian team to Mongolia today. We have lost not just accomplished teachers and trainers, but also great physicists, very knowledgeable teachers, and also very good friends. We will miss them dearly.
In every Olympiad event, they used to remind us that we gathered together here for the next few days, not only to compete amongst the best and brightest of each of our country’s future physicists and scientist, but also we would like to learn from each other.
Physics is all about observing nature around us, for example observing an ant society, a hive of bees or behavior atoms and molecules. It is interesting to observe them especially when they are in a critical condition, without a single definite leader, they all manage to be as a society in a self-organizing manner, managing their movement, their stabilities, their food, enemies, and all… Through observation of nature such as these, through physics and also the life sciences, our young generation will learn from analogies in the relationships in nature. Science will help further open young minds to a better understanding of this world we live in, and through that, help devise the tools needed to build a much more improved society in the future.
Our achievements in these olympiads are just part of the process that our youth will go through to continue the study of science in general, of physics in particular, that will help illuminate society, help solve societal problems, and help provide the world’s decision makers with appropriate tools to resolve the complexity of the problems we face in this increasingly globalized and connected world, this ONE world that we live in.
These are just my thoughts that I have been pondering on, and of which I hope all of us will at least think about and bring back to our respective countries. When we end this olympiad and return home together, let us continue collaborating, leaders and students and our communities, through our work in science, particularly physics, opening minds towards becoming part of the solution to the future, to bring us all together towards a better world, this ONE world, to live in.
With that note, I wish all of you a successful event, and an enjoyable time together. Let the games begin!
Ulaanbaatar, April 21st, 2008
Prof Yohanes Surya PhD
President
Asian Physics Olympiad
———————————————————————-
Laporan dari APhO IX, Mongolia – Hari ke-2
2008-04-24 11:16:28
Kemarin tanggal 22 April 2008 para team leader menterjemahkan soal. Leader team Indonesia adalah Dr. Hendra, Dr. Sastrakusuma, Dr(cand) Edi Gunanto dan Yudistira (alumni dan peraih emas TOFI 2004) disertai dengan observer Pak Gwan dan Pak Franky Lumbantobing.
Mereka menterjemahkan soal hingga dini hari.
Ada 3 soal yang dipertandingkan yaitu soal pertama tentang teh dan gelembung. Soal ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Ketika air dipanaskan timbul gelembung-gelembung. Gelembung ini kemudian naik keatas. Ketika naik keatas gelembung ini mengalami turbulensi. Para siswa diminta untuk menjawab 9 pertanyaan yang berhubungan dengan tema ini. Antara lain diminta untuk menghitung berapa frekuensi gelembung naik kepermukaan, tekanan yang dialami gelembung dsb.
Untuk soal kedua adalah tentang menghitung konstanta madelung. Dalam menghitung ini kita harus memperhatikan berbagai kontribusi antara lain: energy afinitas, energy ionisasi, larangan Pauli, gaya Coulomb dan sebagainya.
Ketika laporan ini ditulis, soal ketiga masih dalam diskusi.
Tanggal 23 April 2008 para siswa akan test mulai jam 08 pagi waktu Mongolia atau jam 07 pagi waktu Jakarta. Kita doakan sama-sama agar tim kita dapat melakukan yang terbaik. (***)
———————————————————————-
Laporan dari APhO IX, Mongolia – Hari ke-3
2008-04-24 11:23:11
Tanggal 22 April para siswa mengikuti test yang lamanya 5 jam untuk 3 soal. Menurut para peserta (tidak hanya dari Indonesia) soal yang diberikan sangat sulit. Soal no. 1 tentang teh dan gelembung rata-rata hanya bisa separuh. Soal no. 2 tentang konstanta madelung, tim kita cukup bisa karena soal-soal yang sejenis pernah diberikan waktu pelatihan. Sedangkan soal no. 3 tentang relativistic sangat sulit. Jawabannya sangat panjang dan matematis sekali. Beberapa siswa kita mampu mengerjakan soal ini walaupun tidak sempurna.
Hari ini jawaban para peserta diterima juri dan team leader. Para team leader akan memeriksa hasil test ini akan mencocokanya dengan hasil koreksi juri.
Tetap doakan agar tim kita tetap semangat dan mampu pulang dengan hasil yang baik.
Para team leader hari ini akan menterjemahkan soal-soal eksperimen yang akan dipertandingkan besok. Moga-moga para team leader ini masih tetap semangat, walaupun sudah begadang beberapa malam ini (***).
———————————————————————-
Laporan dari APhO IX, Mongolia – Hari ke-4
2008-04-24 11:24:50
Tim leader menterjemahkan soal-soal eksperimen. Eksperimennya tentang physics of sound. Eksperimen yang sangat menarik. Segala sesuatu yang berhubungan dengan bunyi ditanyakan, dari mulai gelombang berdiri hingga efek Doppler. Tidak terlalu sulit tetapi ada beberapa bagian yang sangat membutuhkan trick-trick khusus.
Kertas jawanan para peserta untuk ujian teori sudah dibagikan, hampir semua team leader tidak puas dengan pekerjaan siswanya. Soal teorinya memang sulit sehingga hanya sedikit siswa yang mampu. Mungkin yang dapat medali emasnya hanya sedikit, tergantung dari hasil eksperimen.
Hari ini (hari ke 5) siswa ujian eksperimen lamanya 5 jam, sedangkan leader akan pergi ke art museum dan tempat wisata lain di Mongolia (***)
———————————————————————-
Laporan dari APhO IX, Mongolia – Hari ke-5
2008-04-25 09:36:59
Pada hari ke-5, Para peserta mengerjakan ujian eksperimen selama 5 jam. Sore hari ketika bertemu dengan para pelajar Indonesia, rata-rata mereka mampu melakukan eksperimen dengan baik.
Mudah-mudahan walaupun teorinya tidak terlalu bagus, tapi dengan eksperimen yang cukup baik, kita masih mengharapkan medali.
Hari ini (hari ke 6) adalah hari bebas, para siswa dan leader pergi ke taman nasional (***).
———————————————————————-
Tim Olimpiade Fisika Indonesia kembali mempersembahkan Emas bagi Tanah Air (from www.tofi.or.id)
2008-04-29 02:10:28
Putra-putri Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di forum Internasional. Dalam Olimpiade Fisika Asia ke 9 di Mongolia 20 – 28 April 2008, Tim Olimpiade Fisika Indonesia mempersembahkan 3 medali emas, 1 medali perak, 1 medali perunggu dan 4 Honorable Mention.
Medali emas direbut atas nama Adam Badra Cahaya dari SMAN 1 Jember dengan nilai 41,3 dari maksimum 50 point, Rudy Handoko Tanin dari SMA Sutomo 1 Medan dengan nilai 38,1 dan Kevin Winata dari SMAK 1 Penabur Jakarta dengan nilai 37 point. Sedangkan medali perak diraih Thomas A. Nugraha Budi dari SMAN 78 Jakarta dengan nilai 32,7 point dan medali perunggu diraih Tyas Kokasih dari SMA Taruna Nusantara Magelang dengan nilai 28 point.
Empat honorable mention diraih oleh Panji Achmari (SMAN 3 Bandung), Winson Tanputraman (SMAK 1 Penabur Jakarta), Azziz Adi Suyono (SMAN 1 Cilacap) dan Made Surya Adhiwirawan (SMAN 4 Denpasar). Honorable Mention diberikan kepada mereka yang berhasil meraih nilai separuh dari rata-rata tiga nilai peserta teratas.
Peringkat pertama secara perorangan diraih oleh He Ji dari China dengan 42,7 point.
Dalam kompetisi ini Indonesia berhasil meraih peringkat kedua perolehan jumlah medali emas terbanyak, dibawah China. Urutan negara dengan perolehan medali emas terbaik dalam olimpiade fisika Asia ke 9 adalah Tiongkok 8 emas, Indonesia 3 emas, Taiwan 2 emas, Vietnam 2 emas, Thailand 1 emas dan Singapore 1 emas.
Olimpiade Fisika Asia (APhO) adalah pertandingan mata pelajaran fisika untuk pelajar terbaik Asia. Dalam olimpiade fisika ini tiap peserta diminta untuk mengerjakan 3 soal teori dan 1 soal eksperimen dalam waktu masing-masing 5 jam. Soal-soal banyak diambil dari hasil riset para fisikawan dari berbagai negara. Dalam APhO ke-9, soal pertama adalah tentang gelembung air ketika air mendidih, soal kedua tentang konstanta madelung sedangkan soal ketiga tentang teori relativistik Einstein. Dalam eksperimen para siswa diminta untuk melakukan eksperimen yang berkaitan dengan teori bunyi.
Tim ini selama 6 bulan dibina secara intensif oleh tim pelatih yang dipimpin oleh Dr. Hendra Kwee (alumnus TOFI 1997 yang sekarang menjadi pelatih tetap TOFI), Dr. Sastra Kusuma Wijaya, Dr. (candidate) Edy Gunanto, Yoseph Subono dan almarhum Dr. Rachmat Widodo Adi yang mendadak wafat pada tanggal 13 April 2008, dan sedianya bertindak sebagai Team Leader ke APhO 9. Akibatnya, sebagai penggantinya, Dr. Hendra Kwee dan Yudistira Virgus (alumnus TOFI peraih medali emas IPhO XXXV 2004) diangkat sebagai team leader memimpin Tim Olimpiade Fisika Indonesia ke APhO 9 di Mongolia.
Prestasi yang telah diraih TOFI di APhO ke-9 ini telah melampaui target yang ditetapkan sebelum berangkat, yaitu 2 medali emas. Jumlah negara peserta APhO ke-9 mencapai 18 negara (Tajikistan, Taiwan, Kyrgyzstan, China, Thailand, Kazakhstan, Vietnam, Cambodia, Singapore, Hong Kong, Indonesia, Macau, India, Sri Lanka, Azerbaijan, Israel, Turkmenistan dan Mongolia) yang mencakup 136 siswa peserta.
Upacara penutupan di APhO telah diselenggarakan Minggu sore waktu setempat, dan rombongan akan tiba kembali di tanah air hari Selasa 29 April, jam 23.30, dengan pesawat GA 835 dari Singapore.
Setelah kepulangan TOFI ke tanah air, para siswa akan melalui seleksi kembali untuk dipersiapkan keikutsertaannya dalam Olimpiade Fisika Dunia (IPhO) yang ke 39, yang akan diselenggarakan pada tanggal 20-29 Juli 2008, di Hanoi, Vietnam, dan hingga hari ini sudah terdaftar 83 negara yang akan ikut serta.
Selamat untuk Tim Indonesia semoga menjadi juara di Vietnam nanti.(A)
Sie Doc