Saatnya Indonesia Melek Matematika (1)

Kegiatan persiapan GIPIKA(Gerakan Ibu Pandai Matematika) sudah berlangsung 2 kali. Disini para peserta dilatih bagaimana mengajarkan penjumlahan dan perkalian. Dari sekitar 150 peserta yang hadir, setelah 10 kali pertemuan akan dipilih 20-50 orang yang akan jadi “Trainers of Trainers” atau tutor yang akan mencetak tutor baru untuk GIPIKA.
http://www.yohanessurya.com/news.php?pid=101&id=160.
Pelatihan 1:
Pada pelatihan pertama yang berlangsung tanggal 16 Oktober para peserta belajar tentang penjumlahan. Peserta dilatih bagaimana caranya menghitung dengan cepat penjumlahan dari mulai satudigit hingga banyak digit (10 digit).
Inti dari pelajaran ini adalah kalau seorang anak mampu menghitung dengan cepat penjumlahan yang hasilnya 1 sampai 20, anak itu akan mampu menghitung penjumlahan berapapun.
Dalam pelatihan ini diberikan trik-trik untuk menguasai penjumlahan yang hasilnya 1 sampai 20.
Selesai pelatihan tiap peserta wajib mengambil 1-2 anak yang dianggap tidak bisa matematika dan mengajarkannya metode matematika GASING (Gampang, ASyIk, menyenaNGkan) ini pada anak didiknya.
Respon dari pelatihan pertama sangat positif. Hampir semua peserta pelatihan pertama ikut dalam pelatihan kedua.
Mereka bercerita tentang pengalaman mereka dalam menerapkan metode ini pada para anak didiknya. Ada yang berhasil, ada juga yang masih berjuang untuk mengalahkan kemalasan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal latihan.
Seorang ibu cerita bahwa sebelumnya anaknya malas belajar, kemudian setelah diberitahu konsep-konsep matematika GASING lalu di tiap halaman yang telah dikerjakan ditulis kata-kata pujian “wah …. (nama anak) hebat sekali…” “kamu anak pintar …” dsb., anak itu sangat termotivasi untuk belajar. Ibu lain mengatakan bahwa ia sedang mengusahakan agar guru-guru disekolahnya dapat menerapkan metode GASING ini. Ibu yang lain lagi mengatakan bahwa Indonesia kini ada harapan, dengan metode ini maka setiap anak akan bisa belajar matematika. Banyak ibu sudah tidak sabar untuk menularkan metode ini pada ibu lain. Tapi Prof. Yohanes Surya mengatakan, sebaiknya tunggu sampai seluruh pelajaran selesai baru metode ini disebarluaskan ke seluruh daerah.
Pelatihan 2:
Pada pelatihan kedua peserta belajar bagaimana siswa dapat secara cepat menghitung perkalian 1 sampai 10.
Sebelum pelatihan sempat didemonstrasikan anak-anak yang dianggap paling “bodoh” (artinya tidak bisa menghitung 3 + 4 walaupun sudah kelas 5) dari pondok pesantren di Kabupaten Lebak, tetapi setelah dilatih selama 4 hari ternyata mampu menghitung penjumlahan berapapun.
Trik-trik untuk menguasai perkalian diberikan. Dimulai dari perkalian 1, 10, 9, 2, 5, kuadrat bilangan, hingga perkalian 2,4,6,7 dan 8.
Ternyata setelah mengetahui trik-trik ini tidak sulit menghitung perkalian. Peserta semakin optimis bahwa mereka bisa mengajarkan matematika ini pada anak didiknya.
Yang unik dalam GIPIKA ini kami tidak meminta biaya atau sumbangan dari peserta didik (biaya seperti biaya cetak buku diperoleh dari para donatur/sponsor). Diharapkan lewat GIPIKA ini setiap anak dapat belajar matematika sehingga terciptalah masyarakat Indonesia yang melek matematika.
(bersambung)
Catatan:
Sponsor yang berminat untuk mendukung GIPIKA dapat menghubungi: Ibu Srisetiowati di srisetio@suryainstitute.org.
YS