Indonesia, Merupakan Negara Asia Yang Berhasil Memperoleh MedaliTerbanyak

(29/04) Tahun ini adalah tahun ke enam,tim Indonesia pada International Conference of Young Scientists (ICYS) ikutberpartisipasi dalam lomba presentasi karya ilmiah bergengsitingkat internasional. Sejak awal mengikuti lomba ini, tim ICYS Indonesia belum pernah kembali ke tanah airdengan tangan kosong; tim selalu berhasil membawa nama harum bangsa dan secarakonsisten kembali dengan membawa medali.
Pada ICYS ke-18 yang diselenggarakan diMoscow pada tanggal 24-29 April 2011, putra-putri Indonesia kembali membuktikankepiawaiannya. Tim berhasil mempersembahkan 1 medali emas (dibidangenvironmental science), 2 medali perak (dibidangenvironmental science dan life science), 2 medali perunggu (dibidangmath dan computer science) dan 3 Penghargaan Khusus (dibidang theoretical Physics, computer science dan environmental science).
Perolehan jumlah medali dan penghargaan terbanyak diraih oleh Tim Jerman dengan perolehan 3 medali emas, 3 perak dan 4 perunggu, disusul oleh Tim Indonesia, kemudian timtuan rumah Rusia yang meraih 3 medaliemas, 1 perak dan 2 perunggu. Indonesiatercatat juga sebagai negara Asia yang berhasil memperolehmedali terbanyak untuk ICYS tahun 2011. Lomba ini tahun ini diikuti oleh 16 negara yaitu Jerman,Russia, Belanda, Belarus, Indonesia, Croatia, Turki, Thailand, Hongaria,Polandia, Ukraina, Macedonia, Romania, Cheko, Lithuania dan Brazil, dengan observer dari beberapa negara baru seperti Iran.
Peserta tim Indonesia ke ICYS 2011 memilikikeunikan tersendiri dengan hadirnya lebih banyak peserta yang berasaldari daerah luar Jawa. Dalam melaksanakan seleksi peserta,mulai tahun 2011 ini, tim Surya Institutemelakukan seleksi di berbagaidaerah, diawali dengan seleksi tingkat regional (di Medan untukcakupan Sumatera Utara,di Bontang untuk lingkup Kalimantan Timur, di Denpasar untuk lingkup Bali, dan untuk daerah selebihnya di Bandung). Para pemenang di tingkat regionaldiajukan lagi dalam seleksi tingkat nasional. Pesertayang lolos seleksi nasional bergabung dalam tim Indonesia ke ICYS 2011, dan mulai mengikutimasa pembinaan bersama sejumlah 3x untukmenyempurnakan penelitiannya dan menggodog presentasinya.
Beberapa siswa dari daerah luar Jawa sudah memperlihatkan potensiperkembangan jumlah maupun kwalitas penelitian di daerahnya dengan keberhasilanmereka meraih Penghargaan Khusus di ICYS-18 ini. Diharapkan dengan berjalannya waktu, dan tumbuhnyakelompok2 peneliti muda di tiap daerah (seperti yang sudah terjadi di Yogyakarta),daerah-daerah lain akan mampu dan bersedia menyelenggarakan lomba penelitibelia di masing2 daerah, untuk merangsang minta meneliti diantara para siswa/itingkat SMP/MTs dan SMP/MA/SMK, sekaligus mempersiapkan calon siswa untukdiajukan dalam seleksi nasional untuk ke ICYS.
Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Dr. Fasil Jalal, yang menerima timIndonesia ke ICYS 2011 sebelum keberangkatannya, telah menyampaikan ucapanselamat dan terimakasih pada Prof Yohanes Surya dan tim Surya Institute, sertamenitipkan salam hormat dan rasa bangganya pada tim Indonesia atas prestasinya,serta pada para guru/pembina yang selama ini bekerja keras mendampingi mereka.
Berbeda dengan kesempatan mengikuti ICYS di masa lalu, disayangkan bahwatahun ini tim Indonesia tidak berhasil mendapatkan waktu untuk bisa bertemu sertamelapor prestasi tim Indonesia pada Dubes RI di Rusia, Bapak Hamid Awaludin,maupun staf KBRI lainnya, seusai acara penutupan dan sebelum kepulangan tim. Hal ini disebabkan kesibukan luar biasa dariBapak Dubes beserta seluruh staf KBRI, sekaligus adanya kunjungan anggota DPRyang kebetulan saatnya bersamaan. Bahkantim Indonesia terpaksa pulang dalam dua rombongan terpisah, karenaketerlambatan panitia mengantarkan tim ke Bandara akibat terhambat kemacetanluar biasa di Moscow. Rombongan timpertama tiba 30 April jam 22.00 dengan Qantas melalui Singapore, sementararombongan kedua tidak kebagian kursi lagi dalam flight yang sama, dan pimpinanrombongan, satu juri dan 5 siswa terpaksa menginap di bandara Domodedovo, Moscow. Saat itu pun masih sulit untuk menghubungipihak KBRI yang masih sibuk. Rombongankedua akhirnya dijadwalkan terbang dengan flight hari berikutnya, dan baru akantiba kembali di tanah air 1 Mei jam 17.45. Laporan pada Dubes serta KBRI akhirnya dikirimkan secara tertulismelalui email saja.
Pada tahun ini, Indonesia kembali mendapatkan kesempatan untuk berperansebagai juri internasional, dan salah satu pembina tim, Bapak Ir. IGW Samsi Gunarta M.Appl.Sc. menjadi salahsatu anggotajuri internasional untuk bidang Life Science. Pimpinan rombongan, dan sekaligus Koordinator Program ICYS, Ibu MonikaRaharti Msi, berperan aktif dalam Steering Committee International Board dariICYS. Salah satu tugas utamanya adalah mendorongtumbuhnya penelitian di daerah Asia-Pasifik. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah menyelenggarakan Asia-PacificConference of Young Scientists atau APCYS, yang direncanakan akandiselenggarakan 2012, yang mana Surya Institute masih mencari mitra untukbekerja sama sekaligus untuk venue-nya.
www.suryainstitute.org