ASEC: Lomba yang menghubungkan Ilmuwan dengan Dunia Industri

Pentingnya menghubungkan ilmuwan dengan dunia industri di Indonesia semakin dirasakanbanyak pihak di tanah air. Salah satu bentuk upaya yang cukup unik adalah penyelenggaraan lomba di tingkat remaja usia 16-19 yang bernama ASEC, atau ASEAN Science Enterprise Challenge, yang sekaligus merupakan satu langkah menuju lomba tingkat internasional GEC, atau Global Enterprise Challenge.
ASEC 2009 di Jakarta, Indonesia, diikuti oleh 48 siswa dan mahasiswa dari 18 sekolah dan perguruan tinggi dari berbagai latar belakang (IPA maupun IPS) dan daerah di Indonesia, dan uniknya lagi, mereka dikelompokkan dalam delapan tim, yang mana anggota dalam masing2 tim belum pernah saling berkenalan sebelumnya. Lomba ini adalah perlombaan sains yang berbeda dari kompetisi2 sains lainnya, karena merupakan lomba inovasi dan entrepreneurial di bidang sains, menggunakan teknologi internet dan menjangkau skala regional dan global.
Kedua hal di atas sejalan dengan misi yang diemban oleh para penyelenggaranya: Surya Institute (yang didirikan dan diketuai oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D), serta United in Diversity (yang didirikan oleh MIT Sloan School of Management, Universitas Indonesia dan Sinar Harapan; diketuai oleh Marsekal <purn.> Rosihan Arsyad).
Surya Institute percaya akan pentingnya hasil karya penelitian anak bangsa mendapatkan tempat di tanah airnya sendiri, karena itu hubungan ilmuwan dengan dunia industri perlu terus didorong di segala tingkatan.
United in Diversity yakin bahwa bila sinergi antar berbagai pihak: bisnis, pemerintahan dan masyarakat bias dibangun dengan baik, Indonesia akan menuju Indonesia yang bersatu dan damai. 48 siswa/mahasiswa dari Medan, Surabaya, Magelang, Bandung, Bogor dan Jabodetabek sudah mulai berkumpul sejak Jumat 29 Mei 2009, dan memulai aktifitas bersama dengan berbagai acara “ice-breaking” dan “latihan soal” agar mereka mulai saling kenal dan saling menjajaki proses kerjasama dalam setiap tim.
Pengelompokkan dilakukan on-site oleh panitia, yang mana peserta dari satu sekolah yang sama akan dipisahkan dan disebar, dan komposisi dalam satu tim dibuat sedemikian sehingga cukup beragam. Sebagai tim, mereka wajib bekerjasama untuk mencapai dan menghasilkan solusi yang terbaik dalam waktu yang sangat terbatas. YCAB (Yayasan Cinta Anak Bangsa) juga memberikan sesi informasi mengenai bahayanya narkoba, yang disampaikan dengan gaya yang khas anak muda melalui diskusi dan aktifitas interaktif.
Pada hari Sabtu 30 Mei, ASEC 2009 di Indonesia dibuka resmi oleh President UID, Marsekal (Purn.) Rosihan Arsyad, dilanjutkan dengan pembekalan oleh Prof. Yohanes Surya PhD. sendiri, yang menjelaskan dahsyatnya perkembangan teknologi serta dampaknya terhadap dunia industri dan kehidupan manusia secara menyeluruh, serta pentingnya kita mengejar kemajuan di bidang perkembangan teknologi dengan segala upaya kita.
Pembekalan dilanjutkan oleh Aan Hunaefi, Country Manager for Indonesia, ASEANPreneurs Youth Leader Network, NUS Entrepreneurship Society-Singapore, yang menjelaskan bagaimana mendorong upaya-upaya entrepreneurship dari hasil-hasil penelitian di bidang sains.
Pengarahan teknis yang mencakup dasar-dasar penghitungan “cost-benefit analysis”, penyusunan business plan, bagaimana bekerjasama dalam tim dengan efektif dan latihan berinovasi sebagai satu tim diberikan oleh Frans Sugiarta dan Boyke Aveanto dari UID.
“Challenge”—tantangan yang harus dijawab dan dipresentasikan oleh masing2 tim—diberikan pukul 16.00WIB oleh seorang profesor dari MIT di Boston, Amerika Serikat, via internet, yang dikirim ke tiga lokasi di tiga negara ASEAN: Jakarta, Singapore dan Manila, dan mulai digarap oleh masing2 tim untuk 24 jam kedepan. Tim terbaik ASEC 2009 dari Indonesia, bersama tim-tim pemenang dari negara2 ASEAN lainnya akan mewakili negara masing2 dalam Global Enterprise Challenge (GEC) pada tanggal 22-23 Juni 2009 di Jabodetabek.
Tahun ini “Challenge” yang diberikan adalah bagaimana merancang suatu ide/sistem yang bisa diterapkan pada kompleks apartemen berkapasitas 5000 penghuni, yang bisa menghemat energi sebesar 25%, serta masih dalam kemampuan daya beli para penghuni.
Solusi harus dipresentasikan oleh setiap tim dalam bahasa Inggris kepada tim juri dalam waktu 5 menit, 24 jam setelah “Challenge” diberikan. Setiap tim akan diberi “modal” sekedarnya (kira2 Rp.300.000,-) untuk “belanja” bahan baku bagi pembuatan model/maket/prototype yang akan membantu memvisualisasikan karya mereka di hadapan juri.
Pemenang ditentukan berdasarkan kombinasi pendekatan inovatif dan kreatif, pertimbangan cost-benefit dari produknya, efektifitas strategi pemasarannya, serta efektifitas penyampaian idenya dalam presentasinya.
Tim Juri pada ASEC 2009 akan dipimpin oleh Prof. Yohanes Surya, PhD., didampingi 2 juri yang mewakili ilmuwan, DR Adi Santoso dari LIPI beserta DR Evvy Kartini dari Puspiptek, dan 2 juri yang mewakili dunia bisnis, Ibu Catharine Widjaja dari Alun-alun Indonesia dan Bapak Sandiago Uno dari Saratoga Investama. Pemenang ASEC 2009 dari Indonesia akan langsung diumumkan Minggu 31 Mei 2009 pukul 17.30.
Tim pemenang yang maju ke GEC pada tanggal 22-23 Juni nanti akan diberi tantangan oleh NASA (National Aeronautics and Space Administration) dan Careers Scotland, yang disampaikan secara simultan ke seluruh peserta GEC di seluruh dunia melalui internet, yang mana hasilnya akan dikirim ke panil juri internasional untuk dinilai dan ditetapkan pemenangnya.
Persiapan Tim Indonesia didukung pula oleh PT Gajah Tunggal Tbk, yang memiliki visi yang sama dalam membangun negara melalui hubungan sains dan teknologi dengan dunia bisnis. (www.suryainstitute.org).
Sie Doc