Show More
Menu
Image
Prof. Yohanes Surya, Ph.D.

APhOIJSOIPhOKelas SuperTOFIWoPhO

Pagi Sudah Terang

January 5, 2023
By Admin
0 Comments
Post Image

Tanya:

Prof. Yohanes yang pintar dan baik hati, to the point saja ya Prof. Saat musim hujan saya merasakan fenomena alam ini. Pada pagi hari (sekitar pukul 05.00) keadaan alam ini sudah terang benderang. Sedangkan pada musim kemarau lingkungan saya baru tampak terang setelah pukul 05.30. Mengapa ya Prof. hal ini terjadi?
Sekian pertanyaan saya. Saya menghaturkan banyak terima kasih atas jawabannya. Semoga Tuhan memberkati Prof. sekeluarga. (Suwita Budy Setyanegara, di Nganjuk)

Jawab:

Sdr. Suwita, faktor yang paling berpengaruh pada panjang siang dan panjang malam di bumi adalah kemiringan sumbu rotasi bumi sebesar 23,5 derajat terhadap sumbu revolusinya. Akibat kemiringan itu, kutub utara akan mengalami enam bulan tanpa sinar Matahari (enam bulan gelap terus, Matahari tidak terbit) dan enam bulan terang terus. Hal yang sama terjadi juga di kutub selatan. Untuk daerah yang agak ke utara seperti Islandia, ketika membawa tim Indonesia ikut olimpiade fisika ke-29, saya menyaksikan siang berlangsung selama 22 jam. Matahari baru tenggelam sekitar pukul 02.00 dan terbit lagi sekitar pukul 04.00. Menurut teman saya yang tinggal di sana, di bulan Januari terjadi kebalikannya yaitu hampir gelap terus, terangnya mungkin hanya sekitar dua jam tiap harinya.
Islandia tentu berbeda dengan Indonesia yang terletak di ekuator. Beberapa daerah terletak agak ke selatan. Untuk daerah-daerah ini, akan ada perbedaan panjang siang dan malam sekitar 30 menit. Pada waktu-waktu tertentu di daerah ini Matahari bisa terbit lebih cepat (panjang siang lebih banyak), pukul 05.00 Matahari sudah terbit. Atau bisa juga terbit lebih lambat (panjang siang lebih sedikit).

(Yohanes Surya)

Leave a reply