Kerukunan Anjing Dan Kucing

Memelihara berbagai jenis hewan peliharaan dapat menjadi ide yang menarik. Akan tetapi, bagaimana bila mereka tidak akur? Khususnya bila anda memelihara anjing dan kucing?
Kabar baik bagi pemilik hewan datang dari Tel Aviv University. Menurut hasil penelitian yang dilaporkan dalam journal Applied Animal Behaviour Science, ada harapan baru dalam persahabatan lintas spesies. Ternyata anjing dan kucing dapat hidup rukun bila ditempatkan dalam situasi yang tepat. Bila mereka dipertemukan dalam usia yang sangat muda, ( dibawah 6 bulan bagi kucing dan dibawah satu tahun bagi anjing), kemungkinan besar mereka masih dapat diajarkan untuk bersahabat
“ Ini merupakan pertama kalinya, ada penelitian ilmiah mengenai hewan peliharaan yang tinggal dalam satu rumah ”, ujar Prof. Joseph Terkel dari Tel Aviv University.
Berbicara Seperti Anjing
Setelah mewawancarai lebih dari 200 pemilik hewan yang memiliki baik anjing maupun kucing, kemudian merekam dan menganalisa perilaku mereka, para peneliti TAU menyimpulkan bahwa kedua hewan ini dapat hidup berdampingan dalam damai jika ditempatkan dalam suasana kondusif. Prof. Terkel dan mahasiswanya Neta-li Feuerstein menemukan bahwa 2 dari 3 rumah yang mereka selidiki dilaporkan bahwa kedua hewan tersebut memiliki hubungan yang positif.
Namun tidak semua berjalan semulus yang dibayangkan. Ada beberapa laporan yang mengindikasikan setidaknya dalam 25% dari jumlah keseluruhan rumah, kedua hewan ini saling bermusuhan. Perkelahian fisik diamati terjadi pada 10 % jumlah keseluruhan rumah yang memelihara anjing dan kucing.
Penyebab perkelahian barangkali disebabkan perbedaan sinyal komunikasi lintas spesies. Contohnya bahasa tubuh. Kucing cenderung melingkarkan ekornya ketika mereka marah, sementara anjing akan menyalak dan menengadahkan kepalanya. Seekor kucing akan mendengkur ketika sedang gembira sementara anjing kan menggoyangkan ekornya. Yang paling fatal adalah perbedaan ini, Kucing menengadahkan kepalanya sebagai tanda perlawanan, sementara anjing melakukan hal serupa sebagai tanda penundukan diri.
Ajaibnya, dirumah yang memelihara keduanya, anjing dan kucing ternyata dapat belajar untuk berkomunikasi dengan “bahasa tubuh “ versi partnernya. Bahkan Prof.Terkel terperanjat ketika mengobservasi kucing yang belajar berbahasa “anjing”
Bila kucing dan anjing saja dapat hidup berdampingan secara damai, bukankah manusia sebaiknya banyak belajar dari mereka?
http://www.sciencedaily.com/releases/2008/09/080908135916.htm