Show More
Menu
Image
Prof. Yohanes Surya, Ph.D.

APhOIJSOIPhOKelas SuperTOFIWoPhO

Kenapa Tak Ada Pelangi Segi Empat

January 4, 2023
By Admin
0 Comments
Post Image

Tanya:

Halo Profesor Yo? Apa kabar? Meski bulan sudah Juni, tapi hujan masih mau turun juga. Sehubungan dengan hujan, saya jadi teringat akan pertanyaan yang masih menggantung di benak saya. Mengapa pelangi yang tampak (biasanya muncul setelah hujan reda) selalu berbentuk melingkar atau setengah lingkaran? Mengapa tidak memilih bentuk lain saja seperti segitiga atau persegi empat begitu? Saya pernah melihat pelangi yang tampak di sekitar air terjun berbentuk lingkaran.

Jangan ditertawakan ya pertanyaan saya ini Prof.! (Obeth, di Yogyakarta)

Jawab:

He-he-he …. Saya tertawa bukan karena pertanyaannya tapi karena larangannya itu lo! Oke, tak usah diperpanjang tertawanya, nanti jadi lupa menjawab pertanyaan Obeth yang katanya masih menggantung.
Memang benar, pelangi biasa terjadi sehabis hujan. Sebab, sehabis hujan di udara banyak sekali tetes-tetes air yang berbentuk bulat. Ketika mengenai tetes air ini, cahaya Matahari akan dibiaskan masuk ke dalam tetes. Di dalam tetes air, cahaya dipantulkan kemudian dibiaskan keluar dari tetes. Selama proses pembiasan, cahaya Matahari akan terurai menjadi berbagai warna. Itu sebabnya sinar yang keluar dari tetes air itu berwarna-warni.

Soal bentuk yang dipilih yakni busur, ada dua alasan. Yang pertama, tetes air berbentuk bulat. Bulatnya tetes air menyebabkan arah sinar biasnya tetap sama, bagaimana pun letak (orientasi) tetes air ini. Kedua, cahaya yang masuk ke dalam tetes air dibiaskan dengan sudut tertentu. Sinar yang dibiaskan dengan sudut terlalu besar atau terlalu kecil tidak dapat dilihat oleh mata. Akibatnya, sinar-sinar bias yang tertangkap oleh mata terlihat seperti sebuah pita berwarna-warni yang melengkung.
Bagaimana, sekarang pertanyaan sudah jatuh dari benak belum? He-he-he

 

(Yohanes Surya)

Leave a reply