Daratan Tambahan Akibat Gempa

Tanya:
Sejak terjadinya gempa tektonik dengan kekuatan 6,7 pada skala Richter, 4 Mei 2004, yang lalu, di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah tersisa fenomena alam yang luar biasa. Saat ini di sebuah kecamatan yang terletak di pinggiran pantai ada lima desa yang lebar pantainya mengalami pertambahan ekstrem. Radius penambahan area pantai ini sekitar 30 – 50 m dari garis pantai sebelum terjadinya gempa. Bahkan, sekarang area itu sudah ditumbuhi rumput dan bisa ditanami. Padahal dulunya merupakan daerah pasang dengan kedalaman 1 – 2 m. Yang menjadi pertanyaan:
a. Apakah ini disebabkan daya endogen Bumi?
b. Banyak penduduk yang mendirikan rumah di atas pantai jelmaan ini. Apakah tidak berbahaya jika sewaktu-waktu terjadi laut pasang tiba-tiba?
c. Apakah daratan ini akan konstan, atau pada periode tertentu akan menjadi daerah pasang kembali?
Terima kasih. (Rahmat Lasibani, di Banggai)
Jawab:
Berdasarkan teori lempeng benua, Bumi kita terdiri atas tujuh lempeng raksasa dan sekitar 13 lempeng yang lebih kecil. Lempeng ini tebalnya bisa mencapai 100 km. Lempeng-lempeng ini terus bergerak dengan kecepatan antara 2 – 20 cm/tahun.
Ketika lempeng-lempeng ini bertumbukan, terjadilah gempa bumi. Di sekitar garis tumbukan, akibat perbedaan massa jenis, satu lempeng masuk ke bawah lempeng yang lain. Lempeng yang jatuh juga menyebabkan lempeng yang lain terseret sehingga bentuknya melengkung.
Akibat lengkungan ini, terjadilah penambahan garis pantai. Lengkungan ini makin lama makin tajam dan setelah beberapa waktu (katakan 100 tahun), seperti sebuah penggaris yang dilengkungkan, lempeng yang melengkung akan berusaha melentur kembali, dan mengakibatkan terjadinya gempa lagi. Saat itu garis pantai akan berkurang, air akan masuk lagi ke daratan dalam gelombang yang besar (tsunami). Berhati-hatilah.
(Yohanes Surya)