Burung dan Petir

Tanya:
Prof. Yohanes Yth., saya senang membaca rubrik yang Anda asuh ini. Dari jawaban yang Anda berikan saya jadi mengetahui berbagai hal yang selama ini juga menjadi pertanyaan saya.
Salah satu pertanyaan yang sampai sekarang belum saya ketahui jawabannya adalah tentang kemungkinan burung tersambar petir. Mengapa tidak ada burung yang pernah tersambar petir saat terbang, padahal ia terbang cukup tinggi? Lalu mengapa berbeda dengan pesawat terbang yang, setahu saya, harus diberi penangkal petir di kedua ujung sayapnya. Terima kasih Prof. atas jawaban yang Anda berikan. (Agni Sinatria, di Solo)
Jawab:
Burung yang tersambar petir bukan tidak ada. Kemungkinan burung terjilat lidah petir tetap ada, meskipun sangat kecil. Begitu pula kemungkinannya pada pesawat terbang.
Setiap hari Bumi kita dihantam 40.000 petir. Namun, karena luasnya permukaan Bumi, maka kemungkinan petir mengenai suatu pesawat terbang sangat kecil. Tiap tahun rata-rata ada sebuah pesawat terbang yang tersambar petir. Jadi, bisa dibayangkan betapa kecilnya kemungkinan seekor burung, yang ukurannya begitu kecil dibandingkan dengan ukuran pesawat terbang, akan tersambar petir.
Di samping itu yang membuat burung jarang tersambar petir adalah burung jarang terbang waktu hujan atau saat petir menyambar-nyambar.
“Penangkal petir” pada pesawat terbang sebenarnya bukan penangkal petir dalam arti sesungguhnya. Alat ini disebut static discharger yang bertugas melepaskan muatan-muatan listrik statik. Pada waktu badan pesawat terbang tersambar petir, muatan listrik di badan pesawat akan mengalir menuju static discharger yang berbentuk seperti batang lancip (menurut fisika, muatan listrik lebih senang mengumpul di ujung lancip).
Ketika muatan listrik yang terkumpul di static discharger sudah sedemikian banyaknya, muatan ini akan terlepas dengan sendirinya. Sehingga orang di dalam pesawat terbang aman. Petir akan sangat berbahaya jika mengenai tangki bahan bakar atau mesin pesawat.
(Yohanes Surya)